Wednesday, May 1, 2013

Warisan Leluhur Perlu di Jaga dan Di Lestarikan


 



Nenek Moyang katorang Upu Ama-Upu Ina Amane Tihulale Amalessy sebenarnya telah mewariskan beragam kearifan lokal yang di gunakan sebagi pedoman sikap dan prilaku dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungan yang ada Di Negeri Tihulale Amalessy. Secara Empiris kearifan lokal tersebut telah berhasil menjaga Negeri Tihulale Amalessy dan mencegah kerusakan pungsi lingkungan yang ada di petuanan Negeri Tihulale Amalessy, Baik Hubungan sesama Anak Negeri maupun Petuanan dan isi di dalamnya ( Lahan/Tanah, Air, Hutan dan Hewan), Contohnya: Adat Sasi, Namun Kearifan Lokal ini kian hari semakin menghilang (berkurang). Adat Sasi merupakan Kearifan Lokal sebagi sebuah perintah larangan untuk mengambil   hasil baik hasil hutan, pertanian maupun hasil kelautan sebelum waktu yang ditentukan.  Hal ini dilakukan agar ketika datang waktu panen atau waktu diperbolehkan untuk mengambil, hasil pertanian atau kelautan dapat dipanen bersama-sama sehingga masyarakat benar-benar merasakan hasil kerja keras yang mereka lakukan dan alampun tetap terjaga, ini terbukti Hutan dan Lautan Di Petuanan Negeri Tihulale masih tetap terjaga sampai beta berumur 12 tahun dan itu beta rasakan sendiri,  Namun hal ini sudah sangat  menurun hakekatnya di negeri saat ini ketika beta pulang ke Negeri Tihulale umur 29 tahun,  masyarakat Negeri Tihulale hampir sebagian besar sudah tidak lagi memandang sasi sebagi sesuatu yang sakral yang harus di taati sebagi hukum adat. Sehingga sangat mengawatirkan terhadap kelangsungan dan kelestarian alam dan lingkungan yang ada di Negeri Tihulale Amalessy tercinta. Ada oknum-oknum anak Negeri yang seenaknya melakukan pengeboman ikan di lautan Petuanan Negeri Tihulale dengan seenaknya yang  mengakibatkan banyaknya terumbukarang dan ekosistim laut rusak, Penebangan Pohon seenaknya di daera serapan air, penangkapan Hewan secara membabi buta, meracuni ikan  baik di laut maupun di air sungai dengan menggunakan potas sehingga membuat ekosistim alam di petuanan Negeri Tihulale menjadi tidak seimbang,  yang sudah pasti berdampak juga dengan kelangsungan Hidup Anak Negeri di masa yang akan datang. Jika Kearifan Lokal ini menjadi hilang maka beta jamin semua kemasyuran Negeri Tihulale akan alamnya dan hasil buminya akan menjadi kenangan dan isapan jempol anak cucu kita di masa yang akan datang. Untuk itu sebagi anak Negeri Tihulale lewat Tulisan ini beta mengajak samua basudara Anak Negeri Tihulale yang membaca tulisan ini untuk mengambil langka-langka pencegahan dengan ikut melestarikan Kearifan Lokal yang suda di wariskan oleh Nenek Moyang katong sejak dahulu kalah, dengan langka awal mengingatkan for katong pung sudara, keluarga, tamang, papa, mama, ua, wate sapa saja anak negeri Tihulale yang katong kanal yang tinggal di Negeri Tihulale supaya jang suka Bom Ikang di laut lai, jang suka bore ikang ka udang lai, jang suka taru dudeso secara besar-besar for burung-burung lai, jang suka tebang pohon secara besar-besaran di hutan serapan air lai,  mari katong jaga dan lestarikan akan sama-sama jua, ambel apa yang katong perlukan dengan cara yang Tete deng Nene dong su ajarkan for katong jua, ambel seperlu dan secukupnya jua, biar alam Negeri Tihuale Amalessy tetap lestari, asri, penuh kelimpahan for katong sampae ka anak cucu.

Teriring Doa :
Unai Suwe Tamatai Lo’oka
Tuhan berkati Basudara samua

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.